Dia juga mencari bibit unggul, mencari sistem untuk mengembangkan pemain muda, mengatur belanja/jual beli pemain, mensupervisi beberapa pelatih teknis, dan banyak pekerjaan lainnya. Karena memang tanggung jawabnya memang lebih dari sekadar melatih pemain. Dia disebut sebagai Manager, dan sekadar bukan coach/pelatih. Misalnya saja Sir Alex Ferguson, Manager Klub Sepakbola Manchester United.
Karena ada orang yang punya berbagai potensi sehingga tidak terbatas pada satu peran tertentu. Anda akan diberikan konseling therapi yang sesuai untuk menghilangkan trauma yang Anda rasakan.ĭalam prakteknya, tentu banyak yang saling melengkapi. Nah itulah saatnya Anda datang ke Psikolog atau Konselor. Kalau Anda pernah mengendarai mobil, kemudian pernah terlibat kecelakaan (entah Anda sebagai korban ataupun anda sebagai pelaku), sehingga merasakan TRAUMA. Nah kalau Lecturer/Pengajar akan mengajarkan di ruang kelas berbagai TEORI tentang mobil, seperti teori cara mengendarai mobil, macam-macam mobil, macam-macam suspensi, dll Dan karena banyak kesamaannya, maka dalam bahasa Indonesia baik trainer maupun coach sering disebut sebagai pelatih. “ Repetition is the mother of all skills“, kata Guru Tony Robbins Karena itu biasanya Trainer merangkap sebagai coach juga. Tentunya untuk menguasai skill diperlukan pengulangan. Atau bahkan terjun payung sambil mengendarai mobil? Bahkan Trainer yang handal bisa sampai mengajarkan DRIFT, atau Berjalan Miring hanya dengan 2 roda, dan berbagai tehnik lainnya. Sedangkan Trainer akan mengajarkan BAGAIMANA melakukan berbagai TEHNIK/SKILL mulai dari Safety Driving, Bagaimana Keluar dari Lumpur, Bagaimana Keluar dari Salju, Escape Manuvers (Mundur sebentar, dan lgs berbalik arah 180 derajat, seperti di film2 action). Sampai akhirnya Anda dianggap bisa membawa mobil sendiri. Coach akan MENDAMPINGI di samping Anda, MELIHAT langsung bagaimana Anda mengerjakannya dan Memberi FEEDBACK terhadap performa Anda. Kalau sudah bisa manual, pasti bisa belajar matic juga dengan cepat”Ĭoach akan mengajarkan bagaimana menghidupkan mesin, memberi tahu posisi gas, rem dan kopling, mengajarkan membuat mobil berjalan (injak gas), cara pindah gigi (utk mobil manual, dll. Tapi kalau mau benar-benar bisa yah belajar manual.
Motivator akan memberi motivasi: AYO, JANGAN TAKUT, KAMU PASTI BISA!!!… Ayo Kamu Bisa! BISAAAAAAA!!! Ayo Ayo Ayo!!!Ĭonsultant akan memberi konsultasi: “Kalau mau belajar mobil, belajar dari mobil kecil dulu.Jangan langsung truk gandeng atau bus tingkat.” atau “Kalau mau cepat bisa, mending belajar pake mobil matic. Misalnya Anda mau belajar bawa mobil (yang saya maksud dengan “bawa” adalah mengendarai, bukan mengangkat/menenteng yah) Saya tidak akan menjelaskan secara definisi teoritisnya (karena saya bukan pengajar), Saya lebih suka menjelaskan dengan ilustrasi agar lebih mudah dimengerti (Trainer biasa suka memberi ilustrasi). Padahal sebenarnya mereka hanya datang ke orang yang kurang tepat. Termasuk Motivator senior papan atas yang tiap minggu tampil di televisi swasta. Karena merasa frustrasi dan sia-sia, akhirnya banyak orang yang menyepelekan profesi Motivator, Coach, dan semacamnya. Akibatnya mereka seringkali tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Terinspirasi dari training dan seminar para Guru saya Tony Robbins, Andrie Wongso dan Tung Desem WaringinĪndrie Wongso, Gede Prama, Host Alvin, Tung Desem Waringin, Hermawan Kertajayaīanyak orang yang belum tahu apa bedanya antara motivator, trainer dan coach, dan berbagai profesi sejenis lainnya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi saya di atau WA: 0815 8969 404 ? “Apa yang bisa saya SYUKURI dengan keadaan ini?ĭapatkan tehnik mengubah pertanyaan yang akan membuat hidup Anda lebih semangat, bergairah, positif, kreatif dan empowering! “Bagaimana saya bisa MENGGUNAKAN keadaan ini? “Apa yang dapat aku lakukan untuk MENGUBAH keadaan ini?” Yang harus Anda lakukan adalah mengubah pertanyaan Anda dengan pertanyaan positif. Dan pada akhirnya Anda mungkin akan menyalahkan orang tua Anda.īerhenti menyalahkan keadaan lingkungan Anda! Ujung-ujungnya Anda akan menyalahkan diri Anda sendiri, bahkan menyalahkan orang-orang dekat dengan Anda, sahabat-shabat Anda, keluarga Anda. Seperti misalnya:Ītau “karena kamu berasal dari lingkungan yang ….” Jika Anda mengajukan pertanyaan yang negatif, jawabannya pun tentu negatif. Pertanyaan ini umumnya banyak ditanyakan oleh para remaja dan anak kuliahan, tapi bisa berlanjut sampai ke usia dewasa muda bahkan sampai tua. “Kenapa mereka melakukan hal ini kepadaku?”